Contact Us: linktr.ee/jgmotor

5 Fakta Menarik All New Yamaha XSR 155

Menjelang akhir tahun, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg. resmi memperkenalkan produk sport terbarunya, All New XSR 155.

Yamaha Indonesia meluncurkan 3 motor baru saat akhir 2019. Salah satunya adalah motor retro berfitur modern, yaitu Yamaha XSR 155.

Resmi dirilis seharga Rp 36,2 juta OTR, untuk pasar Indonesia. Ditujukan untuk konsumen yang suka motor sport heritage dan modifikator Tanah Air. Berikut fakta menarik kuda besi bergaya neo klasik.

  1. Model Retro Modern Pertama Yamaha Indonesia

Yamaha XSR 155 menjadi model pertama retro modern yang dijual Yamaha di Indonesia. Masuk dalam klan Sport Heritage XSR. Merupakan salah satu varian yang dimiliki oleh Yamaha global berjenis sport retro. Menggabungkan dua genre, motor dengan desain lawas yang dipadukan dengan teknologi modern.

Model ini mulai dikenal di seluruh dunia saat Yamaha meluncurkan XSR700 dan XSR900. Dan masih ada kaitannya dengan keluarga MT-Series. Karena, tipe XSR menggunakan basis mesin dari MT-Series. Demikian pula Yamaha XSR 155, identik dengan MT-15. Walau masuk dalam keluarga XSR dengan kapasitas mesin terkecil, fiturnya tak kalah dengan versi yang lebih besar

2. Desain Neo Klasik

Desainnya turunan dari keluarga besar Sport Heritage XSR series. Sesuai namanya, bernuansa klasik tetapi sudah dibenamkan teknologi modern. Bentuk headlamp model bulat layaknya motor 80-90an. Tetapi di dalamnya sudah dilengkapi multi-reflektor serta lampu Daytime Running Light atau DRL jug. Teknologinya pun sudah Light Emitting Diode alias LED. Terdapat logo XSR di bagian tengah lampu.

Wujud tangkinya berbeda dari motor 155 cc VVA Yamaha lainnya. Karena mengedepankan estetika lawas, maka kondom dirancang  membulat dan besar. Persis motor klasik ‘XS’. Bedanya, ia tidak berbahan pelat alumunium, melainkan plastik. Isinya juga cuma bisa menampung 10,4 liter bahan bakar. Dan terdapat pula logo 3D Yamaha, biar terlihat mewah.

Pun dengan bentuk jok tandemnya, mengusung gaya Heritage. Bentuknya ramping memanjang seperti ‘roti.’ Karena ada garis-garis tegas. Tersedia warna coklat dan hitam. Di sampingnya ada ornamen dengan aksen lingkaran, salah satu ciri khas XSR series.

Setang pakai model fatbar dengan riser yang sangat tinggi. Buntutnya, ada stop lamp yang dirancang minimalis. Posisinya di ujung jok dengan menempel di bagian bodi belakang. Knalpotnya besar, selaras dengan bodinya.

3. Fitur Canggih

Selain headlamp dan stop lamp yang sudah LED, fitur canggih lainnya bisa dirasakan di bagian panel instrumen. Berbagai informasi mengenai motor tersaji dalam bentuk layar digital monokromatik. Isinya cukup lengkap, mencakup spidometer, takometer, pengukur bahan bakar dan indikator posisi gigi.

Konsol setiap sisi stang mirip dengan MT-15. Kanannya ada switch starter, di bawahnya ada tombol buat hazard. Kirinya ada lampu dim, lampu dekat jauh, klakson dan sein. Bannya lebar tipe tubeless dual purpose Trail Winner lansiran IRC.

Mesinnya sudah berteknologi VVA (Variable Valve Actuation), dan disandingkan dengan fitur Assist dan Slipper Clutch. Yang merupakan teknologi andalan dari Yamaha.

4. Sasis dan Suspensi

XSR pakai rangka delta box yang dikenal kokoh, dan punya tingkat stabilitas mumpuni. Kaki-kakinya nampak besar. Suspensi depan pakai upside down, swing arm model banana dengan single shock di belakang. Peleknya lebar, depan 2.75 inci dan belakang 4 inci, serta diameternya 17 inci. Bentuk palangnya serupa dengan MT-15.

Dimensinya paling bongsor di antara para pesaing, 2.000x805x1.080 mm (PxLxT). Sumbu rodanya 1.330 mm, memiliki ground clearance 170 mm. Tinggi tempat duduk 810 mm, sama seperti MT-15. Ukuran ban lebih besar dari lawannya, 110/70 di depan dan 140/70 di belakang. Pengereman sudah cakram depan maupun belakang. Depan dijepit kaliper 2 piston, belakang dikawal kaliper 1 piston. Bobotnya lebih ringan dibanding rivalnya, cuma 134 kg.

5. Tak ada pilihan Varian

Sayang, Yamaha Indonesia hanya menjual XSR dalam satu pilihan varian dengan banderol Rp 36,265 juta (OTR Jakarta motor pertama). Itupun cuma ada dua pilihan warna. Pertimbangan yang menurut kami punya dua sudut pandang. Baik, karena segmen naked bike memang tak sepopuler skuter, tes pasar dengan satu varian adalah langkah strategis. Buruk, karena konsumen jadi minim opsi. Harusnya ada tipe yang lebih standar tanpa velg racing, lampu LED dan suspensi Upside down, untuk bahan modifikasi.

 

Leave a Reply